Selasa, 08 Februari 2011

PALEMBANG, Venesia dari Timur

Palembang biasanya terkenal dengan makanan khas daerahnya, yaitu pempek. Atau mungkin juga dikenal dengan aksen bicara orang-orangnya yang seperti mau marah hehe. Tetapi Palembang tidak hanya dikenal dengan dua hal tadi loh. Masih banyak hal-hal lain yang menjadi ciri khas kota pempek ini. Salah satunya adalah Sungai Musi.


  Sungai Musi

Sungai Musi dengan panjang 750 km merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sungai Musi ini membagi Kota Palembang menjadi dua bagian, yaitu sebelah utara yang sering disebut Seberang Ilir dan sebelah selatan yang sering disebut Seberang Ulu. Tapi kenyataannya sekarang ini, kawasan Seberang Ilir lebih berkembang daripada kawasan Seberang Ulu. Padahal Pemda setempat sekarang ini sudah mulai menggiatkan pembangunan di kawasan ini. Contohnya saja, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, yang katanya merupakan stadion terbaik di Indonesia setelah Stadion Gelora Bung Karno di Senayan Jakarta ini, terletak di kawasan Seberang Ulu.


Gelora Sriwijaya Jakabaring

Sungai Musi disebut juga Batanghari Sembilan yang berarti sembilan sungai besar, pengertian sembilan sungai besar adalah Sungai Musi beserta delapan sungai besar yang bermuara di sungai Musi. Adapun delapan sungai tersebut adalah Sungai Komering, Rawas, Batanghari, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan. Sungai Musi, bersama dengan sungai lainnya, membentuk sebuah delta di dekat Kota Sungsang.

Begitu banyak sungai di kota Palembang dengan kehidupannya, maka orang-orang Eropa menyamakan Palembang dengan Venesia dari Timur, di samping itu disebut juga sebagai de stad der twintig eilanden (kota dua puluh pulau). Ada juga yang mengatakan bahwa area di pinggir Sungai Musi, tepatnya di sekitar Benteng Kuto Besak, pada malam hari terlihat seperti kawasan di Laut Merah di malam hari.

Suasana Benteng Kuto Besak pada malam hari


Ada hal yang istimewa dari karakteristik sungai ini, disaat-saat tertentu aliran sungai dari hulu ke hilir dapat berbalik arah dari hilir ke hulu dikarenakan perbedaan pasang surut dan aliran balik ini bisa sampai ke pedalaman Sungai Musi.


Di sepanjang Sungai Musi banyak terdapat objek wisata, antara lain Benteng Kuto Besak yang merupakan boulevard atau taman terbuka yang sering digunakan sebagai tempat konser atau tempat nongkrong anak muda.


 Benteng Kuto Besak

Ada juga Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang. 

Jembatan Ampera pada malam hari


Masih di sekitar kawasan Jembatan  Ampera dan Benteng Kuto Besak, terdapat beberapa rumah makan terapung yang terletak di bibir Sungai Musi.
 
Rumah Makan Terapung


Sungai Musi memberikan pada penduduknya satu watak yang khas, bagaikan watak sungai tersebut, yaitu tenang di permukaan tetapi menghanyutkan di bawahnya. Inilah watak semon (semu) dari penduduk kota ini. Di samping itu arus pasang surut yang sangat berbeda di permukaan sungai, merupakan watak kontroversial dari penduduk yang lemah lembut yaitu dia dapat bereaksi di luar dugaan. Inilah gambaran umum (stereotype) masyarakat Palembang yang dilukiskan oleh pelapor dan penulis Belanda di zaman bari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar